Sabtu, 11 Juni 2011

Tugas Jarkom 1

Desain dan Test Koneksi Jaringan dengan
PACKET TRACER v 5.1

Konfigurasi
PCA : IP add : 192.168.20.4/24
GW 192.168.20.1
PCB : IP add : 192.168.20.5/24
GW 192.168.20.1
PCC : IP add :10.10.10.4/8
GW 10.10.10.1
PCD : IP add : 10.10.10.5/8
GW 10.10.10.1

Router
FA 0/0 : 192.168.20.1/24
FA 1/0 : 10.10.10.1/8

Tes Koneksi (Tanpa Default Gateway)

Ping A>B dan ping C>D :



pingA>C dan ping B>D :



Tes Koneksi (dengan Default Gateway)


Ping A>C dan ping B>D :





Apakah IP?

IP adalah perpanjangan dari Internet Protocol. Biasanya, kalau disebutkan nama IP maka sebenarnya yang dimaksudkan adalah IP Address atau Alamat IP.



Apa guna IP?


IP Address (selanjutnya saya sebut sebagai IP saja) bisa dilihat sebagai alamat rumah atau tanda pengenal dari perangkat, entah itu komputer atau handphone atau perangkat lainnya, yang harus ada saat berkomunikasi melalui media Internet.

Untuk mudahnya, bayangkan saja IP itu seperti sama dengan nomor HP. Untuk dapat menggunakan HP, entah untuk menelepon keluar atau menerima telepon masuk, kita harus memiliki nomor HP. Tanpa nomor HP, kita tidak bisa menerima dan mengirim pesan. Begitu juga dengan komputer yang terhubung dengan Internet. Tanpa IP, komputer kita tidak akan bisa menerima dan mengirim apapun dari/ke Internet.

Bentuk dari IP address adalah 4 kelompok angka yang dipisahkan dengan titik. Tiap kelompok angka secara teori bisa memiliki nilai dari 0 sampai 255. Contoh bentuk IP Address adalah: 172.17.0.2
Apakah Subnet Mask?
Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui 'kelompok' (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP. Ini digunakan saat dibutuhkan suatu routing atau pengalihan data antar komputer, dimana perangkat (router atau komputernya) akan memeriksa apakah IP tujuan berada di 'kelompok'/Network yang sama.
Apabila sama, maka pesan/data akan langsung kirim ke komputer tujuan tersebut, karena seharusnya komputer pengirim dan komputer tujuan ada didalam satu sambungan 'kelompok'. Apabila 'kelompok'-nya berbeda, maka pesan/data akan dikirimkan ke suatu pintu keluar (biasa dikenal sebagai Default Gateway atau Router) supaya kemudian diteruskan ke 'kelompok' tujuan.

Bentuk dari Subnet Mask, seringnya ditemukan dalam bentuk angka 255 atau 0, namun bukan terbatas pada dua angka itu saja. Contohnya bentuk Subnet Mask adalah: 255.255.0.0



Default Gateway?


Sebuah komputer dalam melihat IP tujuan hanya bisa membedakan 2 kelompok, yaitu kelompok yang ada dirinya (=kelompok lokal, dimana semua terhubung langsung), dan kelompok asing (=kelompok non-lokal, yang diluar, yang tidak terhubung langsung).

Untuk bisa 'berbicara' dengan kelompok luar diperlukan perangkat yang menjembatani atau menjadi pintu gerbang supaya bisa 'keluar'. 'Pintu Gerbang' tersebut biasa disebut sebagai 'Default Gateway' atau 'Default Route'.

Default Gateway, biasa juga dikenal sebagai Router, berfungsi sebagai jembatan antara 'kelompok'/Network lokal (=Local Area Network) dengan non-lokal. Fungsinya sendiri mirip dengan cara kerja petugas pos surat. Misalnya kita ingin mengirim surat dari Jakarta ke Surabaya, kita cukup memberikan surat tersebut ke petugas pos terdekat (=Default Gateway). Selanjutnya petugas pos tersebut tidak akan mengantarkan surat itu sendiri langsung ke Surabaya, tapi akan meneruskan ke petugas pos lainnya, yang kemudian diteruskan lagi, dan lagi, dan lagi, dan akhirnya akan sampai ke petugas pos di Surabaya, yang akhirnya baru menyampaikan ke tujuan kita. Fungsi Default Gateway/Router juga sama, yaitu meneruskan pesan/data kita ke router berikutnya, yang diteruskan lagi, dan lagi, dan akhirnya sampai ke Default Gateway/Router milik 'kelompok'/Network tujuan, dan baru disampaikan ke komputer tujuan.



KESIMPULAN




Dari percobaan simulasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa fungsi sebuah router dapat menjadi suatu jembatan yang menghubungkan beberapa Local Network, namun berbeda dengan Switch yang langsung dapat terkoneksi dalam router harus ada sebuah konfigurasi atau pengalamatan jalur yang akan digunakan. Selain itu pengaturan Default Gateway juga penting karena dapat di ibaratkan sebuah gerbang dimana data tersebut dapat keluar masuk dari dan ke Local network yang berbeda. Setelah dilakukan konfigurasi pada masing-masing PC, pada saat akan melakukan Tes Koneksi yang pertama untuk dua PC yang berada pada Network yang berbeda akan muncul hasil RTO, hal ini disebabkan sebuah router akan melakukan pengenalan terlebih dahulu pada jalur yang dia lalui, hal ini hanya akan terjadi pada saat uji koneksi yang pertama dan setelah diberi jembatan berupa Gateway pada masing-masing PC dan router maka hasil pinging ke semua PC yang ada pada Local Area Network akan lancar (Perhatikan hasil Tes Koneksi dengan Default Gateway pada PCA ping PCC dan PCA ping PCD ).

Sabtu, 04 Juni 2011

Sabtu, 04 Juni 2011 Kondisi Kawah Timbang Banjarnegara Jawa Tengah

Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki sebagian wilayahnya pegunungan, seperti pegunungan Dieng. Wilayah Dieng memang menyimpan potensi alam yg eksotik, pemandangan alam, hasil pertanian, wisata.
Wilayah Dieng yg sebagian masuk wilayah kabupaten Banjarnegara, beberapa hari ini menjadi sorotan publik akibat aktivitas kawah Timbang. Kawah tsb berada diwilayah ds Simbar, kecamatan Simbar dan berada 2000 di atas permukaan laut (dpl). Pengamatan dari Pusat Vulkanologi Badan Geologi dan Mitigasi Bencana (PVBGMB) mengatakan beberapa hari terakhir mengalami perubahan yang signifikan terutama gas beracunnya yaitu CO2, sehingga memutuskan radius aman 1 Km dari kawah. Kawah ini pernah mengalami erupsi pada tahun 1928 yang menelan korban jiwa 40 orang, terulang lagi tahun 1939 dengan korban jiwa 10 orang.

Untuk menjaga hal2 yang tak diharapkan, beberapa instansi terkait seperti BNPB, BPBD, TNI, Polri, Dinkes, Tim SAR/Relawan dan masih banyak lagi organisasi yang terlibat untuk penanganan bencana kawah Timbang. Beberapa warga telah diungsikan di balai desa Batur, SMU Negeri Batur, SMP Negeri Batur dan beberapa warga masih tersebar di beberapa tempat yang dianggap aman.

Kondisi saat ini, Sabtu 4 Juni 2011 status kawah masih SIAGA LEVEL 3 dengan konsentrasi gas CO2 mencapai 1.18, ini mengalami penurunan dibanding sehari sebelumnya yang mencapai 1.68. Meski demikian, kondisi tersebut selalu mengalami perubahan tiap saat bisa turun ataupun naik. Hal ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak. Data pengungsi tercatat 889 jiwa yang berada di pos pengungsian yang tersebar sekitar 30 titik disamping ada yang berada ditempat saudara mereka.
Pengamatan dan pantauan kondisi kawah Timbang dilakukan selama 24 jam, yang dilakukan oleh para Relawan/Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur.

Sabtu, 04 Juni 2011 Kondisi Kawah Timbang Banjarnegara Jawa Tengah

Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten/kota di Jawa Tengah yang memiliki sebagian wilayahnya pegunungan, seperti pegunungan Dieng. Wilayah Dieng memang menyimpan potensi alam yg eksotik, pemandangan alam, hasil pertanian, wisata.
Wilayah Dieng yg sebagian masuk wilayah kabupaten Banjarnegara, beberapa hari ini menjadi sorotan publik akibat aktivitas kawah Timbang. Kawah tsb berada diwilayah ds Simbar, kecamatan Simbar dan berada 2000 di atas permukaan laut (dpl). Pengamatan dari Pusat Vulkanologi Badan Geologi dan Mitigasi Bencana (PVBGMB) mengatakan beberapa hari terakhir mengalami perubahan yang signifikan terutama gas beracunnya yaitu CO2, sehingga memutuskan radius aman 1 Km dari kawah. Kawah ini pernah mengalami erupsi pada tahun 1928 yang menelan korban jiwa 40 orang, terulang lagi tahun 1939 dengan korban jiwa 10 orang.

Untuk menjaga hal2 yang tak diharapkan, beberapa instansi terkait seperti BNPB, BPBD, TNI, Polri, Dinkes, Tim SAR/Relawan dan masih banyak lagi organisasi yang terlibat untuk penanganan bencana kawah Timbang. Beberapa warga telah diungsikan di balai desa Batur, SMU Negeri Batur, SMP Negeri Batur dan beberapa warga masih tersebar di beberapa tempat yang dianggap aman.

Kondisi saat ini, Sabtu 4 Juni 2011 status kawah masih SIAGA LEVEL 3 dengan konsentrasi gas CO2 mencapai 1.18, ini mengalami penurunan dibanding sehari sebelumnya yang mencapai 1.68. Meski demikian, kondisi tersebut selalu mengalami perubahan tiap saat bisa turun ataupun naik. Hal ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak. Data pengungsi tercatat 889 jiwa yang berada di pos pengungsian yang tersebar sekitar 30 titik disamping ada yang berada ditempat saudara mereka.
Pengamatan dan pantauan kondisi kawah Timbang dilakukan selama 24 jam, yang dilakukan oleh para Relawan/Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur.

Rekahan Dieng Memang Patut Diwaspadai

Bandung, CyberNews. Rekahan di sekitar area Kawah Timbang, Gunung Dieng memang harus diwaspadai. Dari celah-celah ini, gas beracun yang ditakutkan itu mengembus keluar.

Menurut peneliti gunung api PVMBG, Igan S Sutawidjaya, rekahan di sekitar kawah terjadi karena merupakan bidang lemah, tapi bisa pula karena ikut terpengaruh goncangan gempa tektonik yang relatif mengentak.

"Kalau gempa vulkanik relatif kecil pengaruhnya, di bawah 2 SR, tidak dirasakan. Kalau tektonik, bisa berpotensi memunculkan rekahan baru," tandasnya di Bandung, Jumat (3/6).

Bagaimana dengan kawah-kawah di dataran tinggi Dieng, terutama Timbang? Igan menyebutkan pemetaan terhadap rekahan terutama dalam kaitan mitigasi kebencanaan sudah dilakukan.

Hanya saja, apakah ada rekahan baru yang muncul di arena sekitar kawah belum bisa dipastikan. Untuk itu, situasi ini perlu diantisipasi.

Dia meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan Tim Tanggap Darurat Gunung Dieng PVMBG. Terlebih, kadar gas beracun terutama karbondioksida (CO2) sudah melebihi ambang batas.

Diingatkan Igan, dengan sifat gas tidak berbau dan tampak, resikonya fatal ketika terhirup manusia. Terlebih gas itu keluar melalui rekahan yang dikhawatirkan tidak disadari oleh masyarakat yang berkegiatan di sekitar kawah.

"Karena bisa saja tiba-tiba, begitu menghirup langsung ambruk," tandasnya.

Tidak hanya merujuk Peristiwa Sinila, dia menyebut bahwa korban tewas karena paparan gas beracun pernah pula terjadi Gunung Salak. Kawah Jurig dan Siluman di Tangkuban Perahu, yang terkesan seram itu pun disebutnya sebagai gambaran betapa bahayanya sengatan gas beracun itu.

Igan tak menampik bahwa kadar gas yang dikeluarkan dari perut Dieng bakal "terbakar" begitu terpapar sinar matahari. Hanya saja, dia mempertanyakan kondisi cuaca di kawasan itu. Apakah akan cerah terus?

Dalam situasi kebanyakan mendung, imbuhnya, berat jenis gas itu bakal lebih berat dibanding udara. Kondisi itu membuat laju konsentrasi gas bisa menuruni alur lembah dengan mengikuti kabut yang membungkus kawah dan wilayah sekitar.

Terperangkap di dalamnya jelas bisa menjadi malapetaka. Dalam kaitan ini, masyarakat kembali diingatkan akan bahaya dari aktivitas gunung api yang berpotensi mematikan.

Atas kondisi siaga Dieng, Igan menyebut adanya tren kenaikan kegiatan vukanik sebagai akibat kumpulan gas yang telah terperangkap lama di bawah kawah Timbang. Karena tekanannya semakin besar dan tak tertahan, gas dari dalam perut bumi itu kemudian mencari ruang keluar ke permukaan.

Alirannya dapat mencari bidang yang lemah, atau menyelusup lewat rekahan baru. Begitu keluar, hembusannya sekali lagi membawa potensi bahaya tak ringan. Kesadaran Masyarakat Meski bahaya, seperti dalam kasus letusan gunung api, respon masyarakat sekitar titik bahaya tak selamanya langsung menanggapi seperti di Kelud hingga Merapi, dan kali ini di Dieng.

Warga sontak tak langsung menuju pos-pos penampungan. Mereka tentu punya alasan tersendiri. Salah satunya, harta benda yang khawatir menjadi korban terlalu dini dari rangkaian proses mitigasi itu. Keyakinan pengetahuan akan kebiasaan bergaul dengan gunung tersebut juga kadang menjadi keyakinan mereka.

Ketika ini terjadi, bahaya betapa pun dijelaskan dengan gamblang terkesan tak lagi menjadi fokus utama. Tak kurang Kepala PVMBG Dr Surono membujuk dalam berbagai kesempatan. Bahwa proses itu tak lebih keseimbangan, sebuah timbal balik.

Dikatakan, alam meminta sedikit setelah sekian lama memberi, caranya dengan mengikuti "kemauan" sang gunung api untuk sementara waktu. Maksudnya, mungkin menjauhi sang gunung api, yang pasti dirindukan dan tak perlu membencinya karena akibat yang ditimbulkannya. Semuanya pasti kembali, mungkin dengan mendapat "imbalan" yang lebih besar di kemudian hari.

Tak mudah memang, tapi diharapkan sejumlah kasus letusan gunung api itu bisa membuat kita tersadar. Larut dalam proses yang tak perlu dipaksa-paksa. Tapi persoalannya, kita semua tampaknya perlu membuat kesepakatan baru dalam upaya penanganan bencana, termasuk tahapan tanggap darurat saat diaplikasikan kepada masyarakat. Apa bentuknya, generasi mendatang mungkin akan menjadi jawabannya.

Kawah Timbang Terus Keluarkan Gas Beracun

Liputan6.com, Banjarnegara: Hingga Kamis (2/6), aktivitas vulkanik Kawah Timbang di Pegunungan Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, masih meningkat. Peningakatan itu ditandai dengan sering terjadinya semburan gas dari dalam kawah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau warga, agar lebih waspada. Terlebih, semburan gas itu tidak hanya berasal dari dalam kawah, namun juga dari rekahan tanah akibat goncangan gempa beberapa waktu lalu.

Pos pengamatan Gunung Dieng di Kabupaten Banjarnegara pun semakin mengintensifkan pengamatan. Menurut Kepala PVMBG Surono yang memantau langsung pengamatan, aktifitas vulkanik Kawah Timbang di kawasan Dieng semakin meningkat hingga puluhan kali lipat. Semburan gas karbondioksida di tempat itu juga bertambah hingga 1,6 persen dibandingkan sebelumnya yang 0,1 persen.

Dari pengamatan visual, kawasan Kawah Timbang terus mengepulkan asap putih dan cenderung semakin tebal. Gas beracun itu tak terlihat mata dan tidak berbau. Hingga kini, Kawah Timbang masih berstatus waspada.

Surono pun menghimbau warga yang tinggal di radius kurang dari satu kilometer, agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.(APY/SHA)

Rabu, 01 Juni 2011

TEKNOLOGI TENTANG IPv6

Apa yang dimaksud IPv6 dan mengapa ini perlu?
Protokol Internet atau alamat IP adalah suatu nomor yang mengenali setiap pengirim atau penerima informasi yang dikirim melalui internet. Selama ini, industri komputer telah menggunakan Protokol Internet IPv4 untuk alamat-alamat ini sejak protokol tersebut dikembangkan. Teknologi itu sekarang mencapai batas teknisnya untuk mendukung alamat Internet yang unik. Dengan semakin habisnya alamat IPv4 tahun ini, maka seluruh industri Internet harus menerapkan protokol baru, yang disebut IPv6, yang mendukung lebih banyak lagi alamat, karena jika ini tidak dilakukan maka para pengguna Internet di seluruh dunia akan terkena biaya yang semakin meningkat dan terbatasi dalam menikmati fungsi-fungsi online. Ketidakcukupan alamat IPv4 semakin terasa dan IPv6 adalah jawaban untuk masalah ini. IPv6 akan menyediakan alamat IP yang jauh lebih banyak untuk Internet, yaitu lebih dari 340 triliun, yang bisa menampung lebih banyak lagi perangkat dan pengguna di Internet serta memiliki fleksibilitas ekstra dalam mengalokasikan alamat dan efisiensi untuk merutekan lalu lintas.
Berbagai perusahaan, termasuk Yahoo!, bersatu untuk membantu memotivasi organisasi di seluruh industri, mulai dari penyedia layanan Internet, produsen perangkat keras, vendor sistem operasi, dan perusahaan web lainnya untuk menyiapkan layanan mereka selama masa transisi. Kami berkomitmen untuk membantu menyiapkan para pengguna menghadapi hari-hari ketika IPv4 tidak lagi didukung, dengan memberikan kesempatan untuk memeriksa, apakah sistem mereka kompatibel dengan IPv6.
Apa yang dimaksud Hari IPv6 Sedunia?
8 Juni 2011 adalah Hari IPv6 Sedunia. Pada hari ini akan dilakukan uji coba selama 24 jam dan sejumlah situs web besar, termasuk Yahoo! akan menyediakan konten mereka pada kedua server, IPv4 dan IPv6. Prakarsa ini dipimpin oleh Internet Society (ISOC).
Apakah IPv6 akan menjadi perubahan permanen pada 8 Juni 2011?
Tidak. Hari IPv6 Sedunia adalah periode uji coba selama 24 jam dan selama periode ini kami akan menerbitkan konten pada kedua server, IPv4 dan IPv6. Yahoo! berpartisipasi untuk membantu menyiapkan layanan kami (serta perangkat Anda) agar masa transisi ini berjalan lancar pada saat alamat IPv4 sudah benar-benar habis.
Perusahaan lain mana lagi yang berpartisipasi dalam Hari IPv6 Sedunia?
Perusahaan web besar dan pelaku industri lainnya akan bersatu untuk memfungsikan IPv6 pada situs web utama mereka selama periode uji coba 24 jam.

Gas Beracun Dikhawatirkan Juga Muncul dari Rekahan


REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengkhawatirkan gas beracun CO2 tidak hanya muncul dari Kawah Timbang, Gunung Dieng, tetapi juga dari rekahan akibat gempa.

"Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk menambah dusun yang diungsikan, yakni Simbar dan Serang," kata Kepala PVMBG, Surono, di Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Selasa.

Dengan meningkatnya energi gempa bumi yang sampai sekarang masih terjadi, kata dia, tekanan dari dalam tubuh Gunung Dieng akan semakin meningkat sehingga gas beracun tersebut dikhawatirkan tidak hanya keluar dari Kawah Timbang tetapi juga dari rekahan-rekahan di dua dusun itu.

Terkait hal itu, dia mengatakan, pihaknya pada Selasa dinihari, sekitar pukul 01.00 WIB, melakukan pengecekan terhadap jalur utama Batur-Wonosobo terhadap kemungkinan adanya gas beracun. "Dalam pengecekan tersebut, ternyata tidak dijumpai gas-gas berbahaya. Oleh karena itu, kami tidak menutup jalan itu," katanya.

Disinggung mengenai konsentrasi gas CO2 yang dikeluarkan Kawah Timbang, dia mengatakan, sejak statusnya ditingkatkan menjadi waspada pada 23 Mei 2011 yang berlanjut menjadi siaga pada 29 Mei 2011, konsentrasi CO2 saat ini meningkat hingga 10 kali lipat.

Dalam hal ini, kata dia, konsentrasi pada awal status waspada masih mencapai 0,1 persen volume dan saat ini mencapai satu persen volume. "Tadi pagi, baru pertama kali dalam krisis Dieng ini terjadi hembusan (gas) berturut-turut mulai pukul 08.59 WIB, yang tadinya (konsentrasi) gas hanya tujuh kali lipat, langsung naik menjadi 10 kali lipat," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan peningkatan aktivitas di Kawah Timbang akan berpengaruh terhadap kawah lainnya, dia mengatakan, hal itu kecil kemungkinan dapat terjadi. "Kalau gasnya bisa lewat dari Kawah Timbang, kenapa harus cari jalan (kawah) lain, kecuali kalau tersumbat," katanya.